PURBALINGGA | PNN NEWS — Dalam upaya memastikan kualitas dan higienitas program Makan Bergizi Gratis (MBG), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga bersama Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) menggelar pelatihan bagi para relawan penjamah makanan di SPPG Desa Bajong, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Minggu (19/10/2025).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para penjamah makanan dalam menjaga keamanan serta kualitas pangan yang disajikan kepada masyarakat penerima manfaat program MBG.
“Pelatihan ini diadakan agar setiap relawan memahami cara menjaga keamanan pangan dan menerapkannya secara benar di lapangan. Nantinya, peserta juga akan memperoleh sertifikat sebagai bukti kompetensi,” jelas Sri Haryati, narasumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga.
Sri menambahkan, makanan yang disajikan bagi anak-anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui harus memenuhi standar gizi, kebersihan, dan keamanan pangan. Ia menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar kegiatan formalitas, melainkan panduan teknis yang wajib diterapkan dalam kegiatan penyajian makanan sehari-hari.
Dalam sesi pelatihan berdurasi delapan jam tersebut, para peserta menerima enam materi pokok, meliputi:
Cemaran pangan dan penyakit bawaan makanan.
Pemeliharaan lingkungan kerja serta pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.
Pembersihan dan sanitasi peralatan (ISHOMA).
Higiene perorangan.
Tahapan proses produksi pangan siap saji.
Phos test untuk mengukur residu bahan kimia pada peralatan makan.
“Saya harap seluruh peserta mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh dan tidak ragu untuk bertanya. Pengetahuan ini sangat penting dalam menjaga keamanan pangan,” imbuh Sri.
Sementara itu, Hermawan Adi Nugroho dari HAKLI menegaskan bahwa program MBG bukan semata tentang “gratisnya” makanan, melainkan tentang kualitas gizi dan keamanan konsumsi.
“Relawan perlu memahami bahwa makanan bergizi harus aman, sehat, dan diproses sesuai standar operasional. Jika tidak, justru dapat menimbulkan risiko keracunan atau gangguan kesehatan,” ujar Hermawan.
Ia juga menyoroti pentingnya ketersediaan air bersih dalam proses pengolahan bahan pangan.
“Kami masih menemukan di beberapa lokasi, pasokan air bersih terbatas. Padahal, mencuci sayur dan bahan makanan tidak boleh menggunakan air yang asal-asalan. Ini menjadi perhatian penting bagi keberlanjutan program,” jelasnya.
Melalui pelatihan ini, Hermawan berharap para penjamah makanan semakin sadar akan pentingnya menjaga mutu dan keamanan pangan sebagai wujud tanggung jawab dalam mendukung keberhasilan program MBG di Kabupaten Purbalingga.
Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 15.00 WIB tersebut dihadiri oleh narasumber dari Dinkes dan HAKLI, Kepala SPPG Bajong, serta seluruh relawan SPPG Bajong. Kegiatan juga turut dimonitor langsung oleh Media PNN NEWS