
PURBALINGGA – 03/12/2025 – PNN NEWS- Dengan adanya informasi dan Laporan dugaan tindak pidana penipuan yang di laporkan warga purwokerto di polres Purbalingga
Demi menjaga keberimbangan informasi, tim Penanusantara News melakukan investigasi serta meminta keterangan dari sejumlah narasumber, termasuk pihak yang dilaporkan.
Terduga terlapor OK menjelaskan bahwa persoalan ini bermula dari tawaran pencairan dana di sebuah bank di Singapura. Tawaran tersebut disampaikan oleh seseorang bernama Ol, yang kemudian memperkenalkannya kepada TF selaku kepala cabang BSI Purbalingga waktu itu.
“Awalnya saya ditawari pencairan dana bank di Singapura dengan biaya sekitar Rp 4 miliar. Karena tidak ada investor yang mau menanggung biaya itu, rencana tersebut batal,” ujar OK
Beberapa waktu kemudian, TF kembali menawarkan skema lain: pencairan “dana digital money” dari Deutsche Bank Jerman dengan nilai fantastis mencapai 49 juta euro. Untuk proses itu, terlapor mengaku diminta menyediakan biaya operasional sebesar Rp 650 juta.
“Saya tertarik, akhirnya saya sepakat diperkenalkan dengan rekan TF, yaitu Bu Ir dan Pak Nk. Kami bertiga lalu berangkat ke Jakarta untuk bertemu mereka,” ungkapnya.
Menurutnya, setelah pertemuan singkat di Jakarta, rombongan dibawa ke Bandung untuk bertemu kembali di sebuah vila. Di sanalah ia mengaku baru mengetahui bahwa dirinya hanya akan menerima komisi 15 persen, dibagi tiga, apabila pencairan berhasil.
“Karena saya percaya pada mereka dan pada TF, saya akhirnya mengirim dana lewat BSI melalui arahan TF. Transfer dilakukan lewat telepon, dari rekening BSI saya ke rekening PT. Setelah pulang barulah saya diminta tanda tangan,” jelasnya.
Keterangan TF kepala cabang BSI Purbalingga Berbeda
TF memberikan penjelasan yang tidak sepenuhnya sejalan. Ia membenarkan mengenal Ok dan mengakui mengenal Bu Ir serta Pak NK, namun menyatakan keterlibatannya sebatas mengenalkan pihak-pihak tersebut.
“Saya kenal Ok dari Ol. Saya mengenal Bu Ir dan Pak NK karena saya juga punya target tabungan kalau ada nasabah. Tapi karena ternyata tidak ada nasabah dan tidak terjadi apa pun, ya sudah, clear,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya hanya mempertemukan, bukan mengurus atau memfasilitasi proses transfer dana.
“Ol bilang Ok butuh modal, ya saya kenalkan saja. Selebihnya mereka komunikasi sendiri. Saya hanya mencari peluang demi kemajuan BSI. Dan yang transfer itu dia sendiri lewat mobile banking, bukan saya,” tambahnya.
Tim Penanusantara News berkomitmen mengawal perkembangan kasus ini secara profesional. Dalam waktu dekat, redaksi akan melakukan konfirmasi resmi ke Kanwil BSI untuk meminta tanggapan institusi terkait penyebutan nama dan dugaan pencatutan bank dalam skema yang dilaporkan.



